Rekam Jejak KH. Hasyim Asy'ari
Hai sobat AddblogMe tahun baru masehi 2019 tinggal beberapa jam kedepan itu artinya sudah tiga tahun blog ini berdiri,semoga kamu dan kami selalu di beri sehat wal'afiat untuk selalu berbagi kebaikan kepada sesama.
Kembali ke judul Silsilah KH. Hasyim Asy'ari. Anak muda muslim Indonesia sekarang mungkin ada yang sudah melupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama ini,beliau ini menurut saya adalah salah satu pahlawan Islam di Indonesia,dan wajib bagi kita untuk berterimakasih yang tak terhingga untuk beliau yang sudah mengajarkan Islam di Nusantara.
KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama yang berwibawa dan kharismatik sekaligus guru para pejuang di masa penjajahan. Potensi kepemimpinan yang dimiliki KH. Hsyim Asy’ari, membuat dirinya sangat berperan penting di dalam memajukan masyarakat dan juga membangkitkan semangat para pejuang dalam peperangan penjajah kolonial Belanda waktu itu.
Dunia politik, sosial dan kancah perjuangan ialah bagian aktivitas yang mewarnai di kehidupan sehari - harinya. Apalagi beliau setelah mendirikan satu organisasi yang di sebut Nahdlatul ‘Ulama perkumpulan para ulama fungsi awalnya untuk menyatukan visi dan misi perjuangan untuk memerdekakan indonesia. Di samping pula beliau mampu mencetak kader-kader pejuang melalui pondok pesantren yang telah berbuah manis. Banyak sekali di antara santrinya yang bergabung dalam barisan perjuangan dalam memerdekakan negeri ini bahkan hampir di seluruh wilayah Nusantara ikut andil dalam persatuan ini.
Hai sobat AddblogMe tahun baru masehi 2019 tinggal beberapa jam kedepan itu artinya sudah tiga tahun blog ini berdiri,semoga kamu dan kami selalu di beri sehat wal'afiat untuk selalu berbagi kebaikan kepada sesama.
Kembali ke judul Silsilah KH. Hasyim Asy'ari. Anak muda muslim Indonesia sekarang mungkin ada yang sudah melupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama ini,beliau ini menurut saya adalah salah satu pahlawan Islam di Indonesia,dan wajib bagi kita untuk berterimakasih yang tak terhingga untuk beliau yang sudah mengajarkan Islam di Nusantara.
KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama yang berwibawa dan kharismatik sekaligus guru para pejuang di masa penjajahan. Potensi kepemimpinan yang dimiliki KH. Hsyim Asy’ari, membuat dirinya sangat berperan penting di dalam memajukan masyarakat dan juga membangkitkan semangat para pejuang dalam peperangan penjajah kolonial Belanda waktu itu.
Dunia politik, sosial dan kancah perjuangan ialah bagian aktivitas yang mewarnai di kehidupan sehari - harinya. Apalagi beliau setelah mendirikan satu organisasi yang di sebut Nahdlatul ‘Ulama perkumpulan para ulama fungsi awalnya untuk menyatukan visi dan misi perjuangan untuk memerdekakan indonesia. Di samping pula beliau mampu mencetak kader-kader pejuang melalui pondok pesantren yang telah berbuah manis. Banyak sekali di antara santrinya yang bergabung dalam barisan perjuangan dalam memerdekakan negeri ini bahkan hampir di seluruh wilayah Nusantara ikut andil dalam persatuan ini.
Riwayat HAsyim Asyhari
Hasyim Asy’ari lahir sekitar tanggal 14 bulan Februari tahun 1871 di Kampung Gedang, Kec: Diwek, Kab: Jombang, JaTim.
Hasyim Asyari adalah anak dari pasangan suami istri dari Kyai Asy’ari dan Halimah.
Ayah beliau adalah seorang pimpinan di sebuah Pondok Pesantren yang berada di bagian selatan Jombang.
Sementara kakeknya adalah Kyai Usman ialah seorang ulama besar di masanya sekaligus pendiri pondok pesantren Gedang pada akhir abad 18.
Hasyim Asy’ari adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara.
Dalam keluarga besar ini lah, Hasyim Asy’ari merasakan keakraban dan keharmonisan dengan saudara - saudaranya.
Karena memang berasal dari keluarga ulama dan salah satu pengasuh pesantren, maka pelajaran Islam yang dapatkan Hasyim Asy’ari dan saudara - saudaranya sangat kental.
Beliau selalu dibimbing dengan ayah dan kakeknya di pondok Pesantren Gedang sampai beliau berumur lima tahun. Di pondok pesantren ini, Hasyim Asy’ari kecil mendapat ilmu dasar - dasar Islam yang diamalkan secara langsung di bawah asuhan kakek dan ayahnya. Yang ahirnya membentuk karakter Hasyim Asy’ari sebagai seorang yang berakhlak mulia dan kepintaran yang luar biasa.
Hasyim Asy’ari setelah mendapatkan pendidikan dasar dari ayah dan juga kakeknya, kemudian Hasyim Asy’ari melanjutkan pendidikannya di berbagai pondok pesantren yang ada di pulau Jawa, seperti pesantren Tuban, Langitan, Sidoarjo dan Bangkalan. Dari berbagai pesantren tersebut, beliau bertemu dengan seorang ulama besar sekaligus pengasuh pondok pesantren. Hasyim Asy’ari belajar dengan rajin dan penuh semangat sampai macam macam disiplin keilmuan telah dikuasainya dengan baik.
Hal itulah yang menjadikan, gurunya KH. Yakub yang memimpin pondok pesantren di Sidoarjo, tertarik ingin menjadikan beliau sebagai menantu untuk putrinya yang bernama Khadijah.
Semangat Hasyim Asyari Muda di dalam menuntut ilmu membuat beliau sampai ke tanah suci. Selama berada di Makkah beliau berguru dengan beberapa ulama besar dunia.
Dari gurunya ini, Hasyim Asyari memperoleh banyak Wawasan dan ilmu keIslaman.
Di antara guru Beliau ialah Syaikh Mahfudh At Tarmisi yang juga mengajarkan tentang ilmu hadist,diwaris. Hasyim juga berguru kepada Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau terutama di bidang ghirah/Semangat kebangkitan dan tauhid. Kepada dua guru besar tersebut jugalah Kyai Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah, berguru. Jadi, KH Hasyim Asy’ari dan juga KH Ahmad Dahlan sebenarnya satu guru maksudnya berguru pada ajaran yang sama.
Seperti juga Ahmad Dahlan, Hasyim pun belajar pemikiran para tokoh-tokoh pembaharu tersebut, Muhammad Abduh (pemikir salah satu ulama Mesir) yang sedang rajinnya melancarkan gerakan perubahan pemikiran Islam di negerinya. Gerakan perubahan pembaharuan ini pun menjadi inspirasi untuk KH Asyim Ashari, menyelamatkan umnat di pesantren dan madrasah - madrasah yang beliau dirikan.
Hasyim Ashari bekerja dan berjuang sekuat tenaga mendidik anak - anak bangsa supaya negeri ini bisa merdeka dan terlepas dari para penjajah.
Lalu beliau Kembali Ke Indonesia dan berperan Sebagai seorang Guru Setelah menimba ilmu selama 7 tahun mempelajari ilmu agama di Kota Makkah, sekitar Tahun l899 Beliau pulang ke indonesia.
Dan mengajar di pondok pesantren milik kakeknya. Kyai Hasyim Asy’ari berusaha semampunya memerankan tugas menjadi seorang guru dengan baik dan maksimal sehingga banyak para santrinya yang senang belajar dengannya dan menjadikannya sebagai guru favorit karena keteladanannya yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-sehari.
Di samping itu juga aktivitasnya sebagai seorang pengajar, Hasyim Asy’ari pun bekerja sebagai pedagang dan seorang petani yang sukses.
Tanah yang di milikinya puluhan hektar. Setiap dua hari dalam seminggu, Kyai Hasyim istirahat tidak mengajar. Dari pekerjaanya inilah beliau dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan hidup keluarganya, selain itu beliau sering sekali membantu dana untuk para pejuang dan membantu orang - orang miskin atau anak yatim.
Hasyim Asy’ari juag dikenal sebagai seorang pendidik yang sejati, karena keuletanya dalam melaksanakan tugas seorang guru. Menurutnya Hari - hari yang indah dalam hidup beliau ketika dirinya dapat membahagiakan orang - orang yang membutuhkan bantuan terutama santri dengan berbagi ilmu. Keluasan ilmu yang di milikinya dan keluhuran akhlak ulama yang sangat kharismatik ini, menjadi daya pikat tersendiri untuk para santrinya yang menjadikannya mereka sangat akrab dengan sang guru Hasyim Asy’ari sebagai pengajarnya sekaligus ulama penuntun ummat.
Hasyim Asy’ari pun ahli dalam mengatur kurikulum pondok pesantren dan mengatur teknis pengajaran.
Hasyim berpandangan ialah keberhasilan sebuah pendidikan itu di samping kualitas gurunya juga ditentukan nilai mata pelajaran kurikulum dan metodologi serta strategi penyampaian materi pada pelajaran.
Jadi, pada masa itu, banyak sekali pembaharuan yang dilakukan Beliau dalam rangka meningkatkan lulusan pondok pesantren yang bermutu.
Membangun Organisasi Nahdlatul ‘Ulama sepak terjang dalam Dakwah dan dunia pendidikan adalah saat KH Hasyim Asy’ari bersama KH Abdul Wahab Hasbullah membangun organisas Nahdlatul ‘Ulama sekitar tahun 1926. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan dakwah bahkan kemudian merambah ke wilayah politik. Sejak pertama mendirikan organisasi ini KH Hasyim Asy’ari diamanahkan sebagai pimpinan organisasi yang kemudian dikenal dengan istilah Rais Akbar.
Sebagai pemimpin organisasi besar, Beliau berusaha melaksanakan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. KH Hasyim Asy’ari berusaha melibatkan banyak para ulama untuk membesarkan organisasi ini, sehingga keberadaan organisasi tersebut dirasakan manfaatnya bagi segenap ummat. Dengan Nahdlatul ‘Ulama beliau berharap adanya kesamaan visi dan misi ulama dalam membimbing ummat dan membangun negeri ini. Untuk menyamakan gerak langkah pondok pesantren atau madrasah - madrasah, maka aktivitas pendidikan ini di lindungi oleh Nahdlatul ‘Ulama. Hasyim Asy’ari berharap melalui pesantren atau madrasah akan melahirkan kader bangsa terutama dalam menghadapi perlawanan kepada para penjajah negri kala itu sebelum kemerdekaan.
Artikel Sebelumnya: Rekam Jejak KH. Hasyim Asy'ari
Pemikiran Pendidikan Hasyim Asy’ari
Ide dan pemikiran Hasyim Asy’ari tentang pendidikan di tuliskan dalam buku karangannya yang berjudul Adabul ‘Alim Wa Muata’alim.
Buku ini berisikan tentang cara etika belajar dan mengajar di dalam pendidikan sekolah - sekolah umumnya dan pondok pesantren pada khususnya. Hasyim Asyari menginginkan supaya pesantren atau madrasah bisa membangun etika belajar dengan sempurna supaya tujuan pendidikan adalah membentuk lulusan yang bermutu akan tercapai.
Buku yang fundamental ini berisi delapan bab, di antara bab penting itu adalah, ilmuwan dan Keutamaan ilmu serta keutamaan etika, belajar yang harus diperhatikan dalam belajar dan mengajar, etika guru pada muridnya dan murid pada gurunya. Buku ini menjadi rujukan bagi pesantren dan madrasah dalam mengadakan pembaharuan dalam kedua lembaga pendidikan tersebut.
Sebagai ulama yang kharismatik dan tokoh ummat, maka Beliau menggelorakan semangat juang untuk menentang penjajahan Belanda waktu itu, terutama dikalangan para santri atau anak muda lainnya.
Hasyim mengajak mereka para pejuang untuk berjihad demi kemerdekaan bangsa ini untuk melawan penjajah dan menolak kerjasama dengan para penjajah tersebut. Gerakan perlawanan ini disambut hangat ummat untuk membebaskan mereka ummat dari penjajahan yang menghinakan menuju kemulian yang membahagiakan.
Demikian pula pada waktu penjajahan Jepang, hasyim tetap giat membangkitkan semangat perjuangan generasi muda dan ikut di dalam perjuangan pada front barisan terdepan. Hal ini mengakibatkan tentara Jepang marah besar kemudian menangkap Hasyim Asy’ari dan di jebloskan kedalam penjara. Kemudian diasingkan ke Mojokerto untuk di penjara bersama dengan pejuang pejuang lainnya. Berbulan-bulan lamanya hasyim di penjara, tapi tidak menyurutkan semangat juangnya bahkan malah semakin menambah semangat energi baru keinginan untuk merebut kembali kemerdekaan.
Sekitar tanggal 25 Juli tahun 1947, (07 Ramadhan 1366 H). Tepat pukul 03.00 pagi, pendidik sejati dan pejuang besar ini, kembali menemui sang khalik. Wafatnya beliau ketempat peristirahatan terakhir, di iringi dengan belasungkawa yang sangat dalam dari hampir seluruh lapisan masyarakat pulau Jawa hususnya, terutama dari para ulama, kawan seperjuangannya, para pejabat sipil maupun militer, warga NU, dan para santri Tebuireng pada hususnya.
Hasyim Asy’ari lahir sekitar tanggal 14 bulan Februari tahun 1871 di Kampung Gedang, Kec: Diwek, Kab: Jombang, JaTim.
Hasyim Asyari adalah anak dari pasangan suami istri dari Kyai Asy’ari dan Halimah.
Ayah beliau adalah seorang pimpinan di sebuah Pondok Pesantren yang berada di bagian selatan Jombang.
Sementara kakeknya adalah Kyai Usman ialah seorang ulama besar di masanya sekaligus pendiri pondok pesantren Gedang pada akhir abad 18.
Hasyim Asy’ari adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara.
Dalam keluarga besar ini lah, Hasyim Asy’ari merasakan keakraban dan keharmonisan dengan saudara - saudaranya.
Karena memang berasal dari keluarga ulama dan salah satu pengasuh pesantren, maka pelajaran Islam yang dapatkan Hasyim Asy’ari dan saudara - saudaranya sangat kental.
Beliau selalu dibimbing dengan ayah dan kakeknya di pondok Pesantren Gedang sampai beliau berumur lima tahun. Di pondok pesantren ini, Hasyim Asy’ari kecil mendapat ilmu dasar - dasar Islam yang diamalkan secara langsung di bawah asuhan kakek dan ayahnya. Yang ahirnya membentuk karakter Hasyim Asy’ari sebagai seorang yang berakhlak mulia dan kepintaran yang luar biasa.
Hasyim Asy’ari setelah mendapatkan pendidikan dasar dari ayah dan juga kakeknya, kemudian Hasyim Asy’ari melanjutkan pendidikannya di berbagai pondok pesantren yang ada di pulau Jawa, seperti pesantren Tuban, Langitan, Sidoarjo dan Bangkalan. Dari berbagai pesantren tersebut, beliau bertemu dengan seorang ulama besar sekaligus pengasuh pondok pesantren. Hasyim Asy’ari belajar dengan rajin dan penuh semangat sampai macam macam disiplin keilmuan telah dikuasainya dengan baik.
Hal itulah yang menjadikan, gurunya KH. Yakub yang memimpin pondok pesantren di Sidoarjo, tertarik ingin menjadikan beliau sebagai menantu untuk putrinya yang bernama Khadijah.
Semangat Hasyim Asyari Muda di dalam menuntut ilmu membuat beliau sampai ke tanah suci. Selama berada di Makkah beliau berguru dengan beberapa ulama besar dunia.
Dari gurunya ini, Hasyim Asyari memperoleh banyak Wawasan dan ilmu keIslaman.
Di antara guru Beliau ialah Syaikh Mahfudh At Tarmisi yang juga mengajarkan tentang ilmu hadist,diwaris. Hasyim juga berguru kepada Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau terutama di bidang ghirah/Semangat kebangkitan dan tauhid. Kepada dua guru besar tersebut jugalah Kyai Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah, berguru. Jadi, KH Hasyim Asy’ari dan juga KH Ahmad Dahlan sebenarnya satu guru maksudnya berguru pada ajaran yang sama.
Seperti juga Ahmad Dahlan, Hasyim pun belajar pemikiran para tokoh-tokoh pembaharu tersebut, Muhammad Abduh (pemikir salah satu ulama Mesir) yang sedang rajinnya melancarkan gerakan perubahan pemikiran Islam di negerinya. Gerakan perubahan pembaharuan ini pun menjadi inspirasi untuk KH Asyim Ashari, menyelamatkan umnat di pesantren dan madrasah - madrasah yang beliau dirikan.
Hasyim Ashari bekerja dan berjuang sekuat tenaga mendidik anak - anak bangsa supaya negeri ini bisa merdeka dan terlepas dari para penjajah.
Lalu beliau Kembali Ke Indonesia dan berperan Sebagai seorang Guru Setelah menimba ilmu selama 7 tahun mempelajari ilmu agama di Kota Makkah, sekitar Tahun l899 Beliau pulang ke indonesia.
Dan mengajar di pondok pesantren milik kakeknya. Kyai Hasyim Asy’ari berusaha semampunya memerankan tugas menjadi seorang guru dengan baik dan maksimal sehingga banyak para santrinya yang senang belajar dengannya dan menjadikannya sebagai guru favorit karena keteladanannya yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-sehari.
Di samping itu juga aktivitasnya sebagai seorang pengajar, Hasyim Asy’ari pun bekerja sebagai pedagang dan seorang petani yang sukses.
Tanah yang di milikinya puluhan hektar. Setiap dua hari dalam seminggu, Kyai Hasyim istirahat tidak mengajar. Dari pekerjaanya inilah beliau dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan hidup keluarganya, selain itu beliau sering sekali membantu dana untuk para pejuang dan membantu orang - orang miskin atau anak yatim.
Hasyim Asy’ari juag dikenal sebagai seorang pendidik yang sejati, karena keuletanya dalam melaksanakan tugas seorang guru. Menurutnya Hari - hari yang indah dalam hidup beliau ketika dirinya dapat membahagiakan orang - orang yang membutuhkan bantuan terutama santri dengan berbagi ilmu. Keluasan ilmu yang di milikinya dan keluhuran akhlak ulama yang sangat kharismatik ini, menjadi daya pikat tersendiri untuk para santrinya yang menjadikannya mereka sangat akrab dengan sang guru Hasyim Asy’ari sebagai pengajarnya sekaligus ulama penuntun ummat.
Hasyim Asy’ari pun ahli dalam mengatur kurikulum pondok pesantren dan mengatur teknis pengajaran.
Hasyim berpandangan ialah keberhasilan sebuah pendidikan itu di samping kualitas gurunya juga ditentukan nilai mata pelajaran kurikulum dan metodologi serta strategi penyampaian materi pada pelajaran.
Jadi, pada masa itu, banyak sekali pembaharuan yang dilakukan Beliau dalam rangka meningkatkan lulusan pondok pesantren yang bermutu.
Membangun Organisasi Nahdlatul ‘Ulama sepak terjang dalam Dakwah dan dunia pendidikan adalah saat KH Hasyim Asy’ari bersama KH Abdul Wahab Hasbullah membangun organisas Nahdlatul ‘Ulama sekitar tahun 1926. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan dakwah bahkan kemudian merambah ke wilayah politik. Sejak pertama mendirikan organisasi ini KH Hasyim Asy’ari diamanahkan sebagai pimpinan organisasi yang kemudian dikenal dengan istilah Rais Akbar.
Sebagai pemimpin organisasi besar, Beliau berusaha melaksanakan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. KH Hasyim Asy’ari berusaha melibatkan banyak para ulama untuk membesarkan organisasi ini, sehingga keberadaan organisasi tersebut dirasakan manfaatnya bagi segenap ummat. Dengan Nahdlatul ‘Ulama beliau berharap adanya kesamaan visi dan misi ulama dalam membimbing ummat dan membangun negeri ini. Untuk menyamakan gerak langkah pondok pesantren atau madrasah - madrasah, maka aktivitas pendidikan ini di lindungi oleh Nahdlatul ‘Ulama. Hasyim Asy’ari berharap melalui pesantren atau madrasah akan melahirkan kader bangsa terutama dalam menghadapi perlawanan kepada para penjajah negri kala itu sebelum kemerdekaan.
Artikel Sebelumnya: Rekam Jejak KH. Hasyim Asy'ari
Pemikiran Pendidikan Hasyim Asy’ari
Ide dan pemikiran Hasyim Asy’ari tentang pendidikan di tuliskan dalam buku karangannya yang berjudul Adabul ‘Alim Wa Muata’alim.
Buku ini berisikan tentang cara etika belajar dan mengajar di dalam pendidikan sekolah - sekolah umumnya dan pondok pesantren pada khususnya. Hasyim Asyari menginginkan supaya pesantren atau madrasah bisa membangun etika belajar dengan sempurna supaya tujuan pendidikan adalah membentuk lulusan yang bermutu akan tercapai.
Buku yang fundamental ini berisi delapan bab, di antara bab penting itu adalah, ilmuwan dan Keutamaan ilmu serta keutamaan etika, belajar yang harus diperhatikan dalam belajar dan mengajar, etika guru pada muridnya dan murid pada gurunya. Buku ini menjadi rujukan bagi pesantren dan madrasah dalam mengadakan pembaharuan dalam kedua lembaga pendidikan tersebut.
Sebagai ulama yang kharismatik dan tokoh ummat, maka Beliau menggelorakan semangat juang untuk menentang penjajahan Belanda waktu itu, terutama dikalangan para santri atau anak muda lainnya.
Hasyim mengajak mereka para pejuang untuk berjihad demi kemerdekaan bangsa ini untuk melawan penjajah dan menolak kerjasama dengan para penjajah tersebut. Gerakan perlawanan ini disambut hangat ummat untuk membebaskan mereka ummat dari penjajahan yang menghinakan menuju kemulian yang membahagiakan.
Demikian pula pada waktu penjajahan Jepang, hasyim tetap giat membangkitkan semangat perjuangan generasi muda dan ikut di dalam perjuangan pada front barisan terdepan. Hal ini mengakibatkan tentara Jepang marah besar kemudian menangkap Hasyim Asy’ari dan di jebloskan kedalam penjara. Kemudian diasingkan ke Mojokerto untuk di penjara bersama dengan pejuang pejuang lainnya. Berbulan-bulan lamanya hasyim di penjara, tapi tidak menyurutkan semangat juangnya bahkan malah semakin menambah semangat energi baru keinginan untuk merebut kembali kemerdekaan.
Sekitar tanggal 25 Juli tahun 1947, (07 Ramadhan 1366 H). Tepat pukul 03.00 pagi, pendidik sejati dan pejuang besar ini, kembali menemui sang khalik. Wafatnya beliau ketempat peristirahatan terakhir, di iringi dengan belasungkawa yang sangat dalam dari hampir seluruh lapisan masyarakat pulau Jawa hususnya, terutama dari para ulama, kawan seperjuangannya, para pejabat sipil maupun militer, warga NU, dan para santri Tebuireng pada hususnya.
Ummat Islam kini telah kehilangan satu pemimpin besarnya yang kini beristirahat di pusara dalam pondok Pesantren Tebuireng. Saat kita melihat maqamnya maka tentu akan tergambar jelas betapa agung sosok ulama kharismatik yang sudah memberikan sesuatu yang sangat berharga untuk bangsa yang besar ini. Semoga perjuangan dan pemikiran dilanjutkan generasai sekarang dan dan generasi generasi berikutnya dalam membangun bangsa ini.
Mari kita jaga NKRI dari mereka yang ingin menguasi negri ini.
Mari kita jaga NKRI dari mereka yang ingin menguasi negri ini.
0 Comments:
Post a Comment